Laman

Cari Blog Ini

Sabtu, 29 Mei 2010

budidaya karet

MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KARET1
Chairil Anwar
Pusat Penelitian Karet
P.O. Box 1415, Medan 2001
PENDAHULUAN

Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di
dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20
tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton pada
tahun 1985 menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 1.9 juta ton pada tahun
2004. Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2.25
milyar, yang merupakan 5% dari pendapatan devisa non-migas.
Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk
pertanaman karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Luas area perkebunan karet tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Diantaranya 85% merupakan
perkebunan karet milik rakyat, dan hanya 7% perkebunan besar negara serta 8%
perkebunan besar milik swasta.
Produksi karet secara nasional pada tahun
2005 mencapai angka sekitar 2.2 juta ton.
Jumlah ini masih akan bisa
ditingkatkan lagi dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dan
lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.
Dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia terhadap
komoditi karet ini dimasa yang akan datang, maka upaya untuk meningkatakan
pendapatan petani melalui perluasan tanaman karet dan peremajaaan kebun
bisa merupakan langkah yang efektif untuk dilaksanakan. Guna mendukung hal
ini, perlu diadakan bantuan yang bisa memberikan modal bagi petani atau
pekebun swasta untuk membiayai pembangunan kebun karet dan pemeliharaan
tanaman secara intensif.

Selasa, 25 Mei 2010

HJ. Dr. AINUN HABIBI

Topik : Biografi Hasri Ainun Habibie


Biografi Hasri Ainun Habibie
Hasri Ainun Besari (lahir di Semarang, 11 Agustus 1937; umur 72 tahun) adalah istri dari Presiden Indonesia ketiga B.J Habibie. Ia menjadi Ibu negara Indonesia ketiga dari tahun 1998 hingga tahun 1999.

Kehidupan awal
Hasri Ainun Habibie adalah anak keempat dari delapan bersaudara putra dari H.Mohammad Besari.Ia pernah bekerja di rumah sakit Cipto mangunkusumo, Jakarta. Ia menikah dengan B.J. Habibie pada tanggal 12 Mei 1962.

Kondisi kesehatan

Pada tanggal 24 Maret 2010, Hasri Ainun Habibie masuk ke rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munchen, Jerman dan telah menjalani sembilan kali operasi. Empat dari sembilan operasi tersebut merupakan operasi utama sedangkan sisanya merupakan eksplorasi.

Kenangan Ibu Hasri Ainun Habibie dan B.J. Habibie

VIVAnews - Semasa mendampingi istrinya, BJ Habibie, tak pernah meninggalkan rumah sakit di Jerman. Ini membuktikan saling ketergantungan antara Habibie dengan Hasri Ainun, istrinya.

"Cinta mereka besar sekali," kata adik BJ Habibie, Yusuf Effendi Habibie di rumah duka, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta, Selasa 25 Mei 2010. "Dua bulan di Jerman, tak pernah sekalipun Pak Habibie meninggalkan rumah sakit."

Kesetiaan Habibie, kata Yusuf, juga terlihat dalam perjalanan pulang ke Indonesia. Habibie selalu dekat-dekat peti jenazah Ainun. "Dia tidak mau jauh dari jenazah."

Sejak dari Jerman pun, kata dia, Habibie tidak mau bertemu dengan wartawan. Dia terus mendampingi istrinya di rumah sakit.

Yusuf lalu menceritakan awal sakit Ainun, yang diketahui saat di Jerman. Ainun mengidap kanker usus besar. Dokter rumah sakit di Jerman kemudian melakukan tindakan operasi untuk mengangkat kanker. "Sekitar 60 persen kanker bisa diangkat. Tapi, 40 persennya masih berkeliaran," jelasnya.

Karena kanker ada di usus besar, Ainun terpaksa buang air menggunakan alat bantu. "Dia pun tidak bisa kemoterapi karena kondisinya lemah sekali. Tapi di sisi lain, penyebaran sudah meluas," kata Yusuf.

Ainun akhirnya menghembuskan nafas pada 22 Mei 2010. "Dia (BJ Habibie) berusaha kuat." (umi)

Source : http://id.news.yahoo.com/viva/20100525/tpl-cinta-habibie-ainun-besar-sekali-fa55e98.html

Wafatnya Hasri Ainun Habibie

Jakarta (ANTARA News) - Mantan ibu negara Hasri Ainun Habibie yang sempat terbaring kritis di rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munchen, Jerman, akhirnya wafat pada pukul 17.30 waktu Jerman.

Demikian dikatakan mantan anggota Komisi I DPR RI yang melakukan kontak langsung dengan Habibie, Ali Mochtar Ngabalin, di Jakarta, Sabtu.

"Pak Habibie mengabarkan kepada saya pada pukul 22.48 WIB dan beliau menyampaikan permohonan maaf atas segala khilaf dan keluarga mohon doa restu dari seluruh masyarakat Indonesia atas berpulangnya Ibu," ujarnya.(*)

Ibu Hasri Ainun Habibie merupakan salah satu tokoh wanita yang berprestasi dalam bidang Kedokteran . Innalillahi wa innailaihi rojiun , akhirnya beliau dipanggil menghadap Allah SWT , semoga beliau mendapat tempat yang layak disisi-Nya.

Source :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hasri_Ainun_Habibie

Senin, 24 Mei 2010

KLON KARET UNGGUL

REKOMENDASI KLON KARET UNGGUL
PERIODE 2010 -2014 *)
Klon unggul baru merupakan syarat utama agar komoditas karet dapat menghasilkan produksi dengan tingkat
produktivitas yang tinggi sehingga dapat menguntungkan didalam persaingan global. Dalam upaya memperoleh klonklon
unggul, para peneliti dan pemulia tanaman terus menerus melakukan penelitian untuk menghasilkan klon karet
unggul baik penghasil lateks, maupun lateks-kayu. Balai Penelitian Karet Sembawa telah menghasilkan klon-klon karet
ungul yang direkomendasikan untuk periode tahun 2010-2014. Sistem rekomendasi disesuaikan dengan Undang-Undang
No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang menyebutkan bahwa klon/varietas yang dapat
disebarluaskan kepada pengguna harus berupa benih bina. Klon anjuran komersial dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu kelompok klon penghasil lateks dan penghasil lateks-kayu, yaitu :
• Klon Penghasil Lateks :
IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 330, dan PB 340.
• Klon Penghasil Lateks-Kayu :
RRIC 100, IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 107, dan IRR 119.
Sedangkan benih anjuran untuk batang bawah sebagai berikut :
• Benih Anjuran untuk Batang Bawah :
AVROS 2037, GT 1, BPM 24, PB 260, RRIC 100, dan PB 330.
POTENSI PRODUKSI
Data potensi produksi lateks merupakan rata-rata produksi tahunan selama 5 – 15 tahun sadap. Potensi ini merupakan
hasil pengamatan pada plot percobaan dengan pengelolaan yang dilakukan sesuai standar dan penyadapan
dilakukan dengan sistem s/2 d/3 selama dua tahun pertama dan diikuti dengan s/2 d/2 tanpa menggunakan stimulan.
Potensi produksi klon-klon anjuran komersial yang telah direkomendasikan sebagai berikut :

PEMUPUKAN KELAPA SAWIT

http://ditjenbun.deptan.go.id/perbenpro/images/sawit2.jpg
Penggunaan Pupuk pada Kelapa Sawit
PostDateIcon Friday, 21 May 2010 11:23 | PDF Print E-mail

Upaya peningkatan produksi dan mutu TBS dipengaruhi oleh kandungan hara dalam tanaman. Tinggi rendahnya kandungan hara akan menentukan tingkat optimum pertumbuhan dan produksi tanaman. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan penggunaan pupuk, umumnya dilakukan analisa tanah dan daun.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan/aplikasi pemupukan pada pertanaman kelapa sawit mempunyai kontribusi terhadap emisi Gas Rumah Kaca (GHG). Menurut IPCC National Greenhouse Gas, bahwa 1 % dari pemupukan N hilang sebagai N2O, bahkan 4 %.

Serapan hara nitrogen oleh tanaman sawit yang tumbuh pada tanah mineral masam Bengkulu mendekati kisaran kandungan hara yang dapat memberikan hasil yang optimum tandan buah sawit (TBS). Tetapi serapan hara fosfor dan kalium berada pada kisaran defisiensi sehingga hasil TBS pada tanah mineral masam Bengkulu masih rendah. Serapan hara nitrogen sebesar 2.45%, fosfor sebesar 0.17% , dan kalium sebesar 0.0168%.

Pada tanah mineral masam, 1 ton TBS mempunyai kandungan N = 1,05 kg, P = 0,06 kg dan K = 0,01 kg (Penelitian dari Universitas Bengkulu). Sedangkan menurut PPKS 1 ton TBS, kandungan N = 2,9 kg sedangkan 1 ton Tandan Kosong Sawit (TKS) mengandung N= 1,4 kg N.

Aplikasi pupuk sangat diperlukan mengingat 1 ton tandan buah segar (TBS) kurang lebih setara dengan 6,3 kg urea (±2,9 kg N), 2,1 kg TSP, 7,3 kg MoP, dan 4,9 kg kiserit (Rahutomo et al, 2006).

[Dosis Pemupukan Kelapa Sawit]

Last Updated ( Friday, 21 May 2010 12:00 )

berita perkebunan (sumber ditjenbun RI, 2010)

Perlu Dirumuskan Bentuk Kemitraan Yang Ideal Dalam Upaya Peremajaan Kebun Plasma Kelapa Sawit Plasma PIR dan Kebun Rakyat di Indonesia
PostDateIcon Tuesday, 18 May 2010 16:55 | PDF Print E-mail

PEKANBARU-Menteri Pertanian mengharapkan agar seminar nasional peremajaan kelapa sawit PIR dan kebun Rakyat yang berlangsung selama 2 (dua) hari, (17-18/5/10) di Pekanbaru dapat merumuskan bentuk kemitraan yang ideal sehingga dapat diwujudkan harmonisasi pengembangan usaha dan industry kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan. Demikian harapan Menteri Pertanian, yang diwakili oleh Dirjen Perkebunan ketika membuka seminar nasional peremajaan kelapa sawit plasma PIR dan Rakyat di Pekanbarau,Senin (17/5).

Lebih lanjut Mentan menegaskan bahwa masalah peremajaan kelapa sawit rakyat perlu dibahas dan didalami berbagai persoalannya dalam seminar ini. Hal ini sangat strategis karena sebagian besar kebun kelapa sawit plasma yang dibangun pada periode awal tahun 1980an sebagian besar sudah memasuki umur peremajaan. Aspek yang perlu didalami antara lain pilihan teknologi, skim pembiayaan, dan bentuk kemitraan serta keberlanjutan pengembangan industri ke depan.

Bagi bangsa Indonesia, kelapa sawit bukan saja sebagai salah satu pilar penyangga devisa Negara dan kekuatan ekonomi nasional, tapi juga berperan langsung dalam mengurangi jumlah penduduk miskin, pengangguran dan pengembangan daerah. Lebih dari itu, pengembangan perkebunan kelapa sawit melalui pola PIR, selain melibatkan jutaan rakyat, juga telah mengantarkan tumbuhnya budaya petani modern Indonesia yaitu petani yang sadar disiplin, kualitas dan kuantitas, serta memahami pasar global.

Perkebunan kelapa sawit yang pada tahun 1979 seluas 250 ribu ha dan seluruhnya merupakan perkebunan besar, kemudian tahun 2009 telah meningkat menjadi 7,5 juta ha. Dari luas tersebut sekitar 3 juta ha merupakan perkebunan rakyat atau (sekitar 40%). Di Riau luas areal kelapa sawit sekitar 1,7 juta ha atau 22,7% dari total luas areal. Sedangkan luas kebun rakyat di Riau 865 ribu ha.

Pendekatan peremajaan seperti yang dilakukan oleh perusahaan besar, sulit dan kecil kemungkinan untuk diterapkan pada perkebunan rakyat, yang kepemilikan lahannya rata-rata 2 ha, karena pada perkebunan besar sudah dibuat secara terencana dan mempunyai dukungan pembiayan dan teknologi yang memadai.

Masalah peremajaan pada perkebunan rakyat (plasma dan swadaya) perlu dicarikan pola dan teknologi yang cock dengan kondisi social ekonomi pfasilitas pembiayaan dengan bunga murah dan masalah avails oleh perusahaan inti/mitra dapat dipecahkan, masalahnya menjadi tetap tidak menarik karena secara total kehilangan sumber pendapatan dalam jangka waktu 4 tahun karena secara total kehilangan sumber pendapatan.

Terkait dengan pilihan paket teknologi alternative yang dipandang perlu dikaji lebih mendalam dalam rangka menghindari terjadinya kehilangan sumber pendapatan adalah paket teknologi alternative dengan mengganti tanaman penutup tanah (cover crops) dengan pengembangan tanaman pangan (jagung/kedalai). Sementara itu, masalah pembiayaan untuk peremajaan perlu digali untuk dimanfaatkan seperti kredit program revitalisasi perkebunan (suku bunga 7% selama 5 tahun), dana program IDAPERTABUN, dana masyarakat sendiri, dana CSR (Corporate Social Responsibility), dana pemerintah/APBD.

Melihat berbagai masalah yang terkait dengan peremajaan tersebut, diharapkan seminar yang diikuti sekitar 400 peserta mulai dari petani plasma, pelaku usaha, pejabat instansi terkait, anggota PERAGI, mahasiswa dan LSM dapat merumuskan dan merangkumnya sehingga rumusan ini dapat ditindak lanjuti baik sebagai bahan penyusunan kebijakn bagi pemerintah maupun sebagai usulan kepada pihak perbankan dan perusahaan inti dalam rangka mewujudkan pengembangan kelapa sawit yang harmonis dan berkelanjutan. (e&p-djbun)


Evaluasi Kegiatan Desa Mandiri Energi (DME) Berbasis Jarak Pagar dan
Nyamplung, 6-7 Mei di Hotel Clarion Makasar, Sulawesi Selatan
Makasar- Peran dan keterlibatan dari stake holder di dalam pengembangan Bahan Bakar
Nabati yang salah satunya berbasis jarak pagar dan nyamplung merupakan suatu
keniscayaan yang harus di pahami bersama dalam upaya melaksanakan dan
mensukseskan program pemerintah di dalam mencukupi konsumsi energi nasional pada
tahun 2025 yaitu lebih dari 5% (Perpres Nomor 5 tahun 2006). Melalui program Desa
Mandiri Energi (DME) yang di koordinasi oleh Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian (Kemenko), pelaksanaannya telah mendapat perhatian dan dukungan dari
pemerintah pusat (Kemenko, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PDT, Kementerian
Pertanian, Kementerian ESDM, BPPT, Kementerian kehutanan) pemerintah daerah (baik
propinsi maupun kabupaten) dan juga dukungan dari praktisi/stakeholder yang selama ini
telah banyak berkiprah dalam produksi Bahan Bakar Nabati (produsen biodiesel dan
bioethanol). Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan DME berbasis jarak pagar dan
nyamplung di daerah, maka telah diadakan pertemuan Rapat Koordinasi DME yang
dilaksanakan pada tanggal 6 s/d 7 Mei di Hotel Clarion Makasar – Sulawesi Selatan yang
bertujuan untuk mengevaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan DME berbasis jarak pagar dan
nyamplung.
Didalam pengembangan BBN Jarak Pagar, sejak tahun 2006 sampai dengan 2009,
Kementerian Pertanian telah membangun di 24 propinsi, yaitu; 279 ha kebun bibit, 108 ha
pemeliharaan tahap I dan 276 ha pemeliharaan tahap II, 6.821 ha DME dan 1.279 ha Non-
DME, 33 UPH, serta telah membagikan 1.339 kompor jarak pagar dan 14 paket
pembangunan penguatan kelembagaan. Adapun rincian lokasi seperti pada tabel berikut :
2
Sementara itu Kementerian Dalam Negeri juga telah membangun 14 lokasi DME berbasis
Jarak Pagar, dan 7 lokasi DME dibangun oleh Kementerian Negara PDT. Sedangkan
Kementerian Kehutanan, pada tahun 2009 telah memulai pembangunan DME berbasis
Nyamplung di 2 lokasi yaitu Purworejo (Jateng) dan Banyuwangi.
Untuk tahun 2010, Kementerian Pertanian telah sedang melakukan penguatan DME pada
41 kabupaten yang mencakup 24 propinsi. Sedangkan Kementerian Kehutanan telah
melakukan dukungan politis dengan melalui ; (1) Memasukkan riset tentang BBN dalam
Rencana Penelitian Integratif (RPI) HHBK energi pada Renstra Badan Litbang Kehutanan
2010-2014; (2) Menjadikan riset tentang BBN berbasis Hutan Tanaman Nyamplung sebagai
Riset Unggulan ; (3) Melakukan sosialisasi melalui SEMINAR NASIONAL ; (4) Seminar
NYAMPLUNG SEBAGAI SUMBER ENERGI YANG POTENSIAL, di Manggala Wanabakti
Jakarta 23 September 2008.
Rekapitulasi lokasi DME berbasis BBN, sampai dengan tahun 2009 baru tercapai sekitar
237 lokasi di seluruh Indonesia. Dimana didalam implementasinya serta pengembangannya
masih dihadapkan pada banyak kendala, baik dari segi penyediaan energy, pengelolaan
maupun pemanfaatannya.
Dari diskusi kelompok dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
A. Kelembagaan Desa Mandiri Energi
1) Pada dasarnya kelembagaan dapat dilihat dari dua sisi yaitu pusat - daerah.
Kelembagaan di pusat bersifat hierarkis vertical, dan kelembagaan pada tingkat
masyarakat yang bersifat horizontal.
2) Secara formal, kelembagaan DME tetap dibawah koordinasi Kemenko
Perekonomian
3) Bahan acuan untuk penyusunan kelembagaan, diantaranya ; Kawat Depdagri
tentang Tim Energi pada tiap Propinsi, Formulasi Kelembagaan DME pada RPJM
2014-3000 Depdagri, Kebijakan Renstra 2010, Pokja Energi.
4) Perlunya pembekalan tentang DME terhadap anggota DPR dan DPRD, agar
mendapat dukungan lebih tinggi didalam penyusunan program dan kegiatan,
terutama pada tingkat Pemda.
B. Budidaya Tanaman Bahan Bakar Nabati
1) Pemerintah harus memfasilitasi pembangunan pusat perbenihan pada sentra-sentra
wilayah potensial pengembangan DME oleh Pemerintah untuk dapat melayani
kebutuhan benih unggul dengan produktivitas tinggi, yang cocok dengan wilayah
setempat dengan harga memadai. Kementerian Kehutanan mensinergikan upaya ini
melalui jalur pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dalam program kementerian.
Integrasi program nasional ke dalam program kementerian yang terkait diperlukan
untuk mempercepat kemajuan pengembangan BBN.
2) Informasi yang berkaitan dengan kesesuaian agroklimat dan jenis yang
dikembangkan untuk BBN dan informasi lainnya seperti referensi pemeliharaan
tanaman perlu disampaikan kepada stakeholder dan pelaku usaha untuk mencegah
kegagalan.
3) Patut diwaspadai dan dicegah potensi tanaman jarak yang telah dikembangkan
menjadi tanaman invasive (terjadi di Selayar) yang berkembang menjadi tanaman
yang sangat tidak produktif dan sulit dimusnahkan, yang mengecewakan para
pengembang atau petani.
4) Secara simultan pembangunan BBN dilakukan antara pengembangan skala demplot
DME dan skala komersial baik untuk Jarak ataupun Nyamplung. Diharapkan skala
3
komersil akan merupakan leverage bagi pengembangan skala demplot. Dalam
pengembangan BBN berbasis Nyamplung terdapat 2 (dua) scheme pengembangan
yang dapat ditawarkan dalam program kementerian Kehutanan yakni : Pola Hutan
Tanaman Industri (HTI) dan pola Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
5) Dalam pengembangan skala demplot ataupun komersil tidak terhindarkan
keterlibatan masyarakat. Dalam kaitan dengan perlu adanya cash inflow bagi
masyarakat yang tidak dapat ditunda terlalu lama bagi keperluan subsistence-nya,
maka pola tanaman campuran dan agroforestry dengan jenis-jenis tanaman produktif
semusim menjadi suatu pertimbangan wajib untuk diterapkan dengan tujuan
keamanan, pemeliharaan tanaman dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
6) Sehubungan dengan pentingnya peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam
budidaya, maka format konvensional dalam pengembangan perlu ditinjau ulang dan
tindakan progresif harus dilakukan, misalnya jarak tanam yang lebih rapat dalam
budidaya; pengembangan tanaman transgenik sudah banyak dilakukan banyak
negara patut menjadi kebijakan dan langkah pengembangan BBN ini.
7) Mengingat beragamnya potensi jenis tanaman perkebunan dan kehutanan, maka
Pemerintah harus mendorong program-program Nasional dalam penelitian jenis-jenis
alternatif yang dapat dikembangkan secara potensial dalam pengembangan BBN,
yang melibatkan institusi pemerintah secara sinergi dengan dikomandoi oleh salah
satu institusi yang ditunjuk pemerintah yang ditetapkan oleh Presiden.
8) Mengingat pengembangan BBN merupakan inisiasi program Nasional (infant
industry), maka pengembang, pelaku usaha yang berjuang dalam pengembangan
BBN ini patut untuk mendapatkan insentif finansial bagi pe-massal-an skala
pengembangan untuk menuju keekonomian yan layak, efisiensi dan produktivitas
tinggi. Insentif dapat berupa subsidi, yang pola/mekanismemenya harus mudah dan
jelas tanpa adanya birokrasi yang rumit.
C. Pemanfaatan
1) BBN merupakan energi alternatif jangka panjang
2) Perlu disusun program dengan penjadwalan yang jelas/terukur. DME adalah
program penyediaan dan pemanfaatan energi untuk pedesaan (dipakai sendiri)
3) Belum berkembangnya pasar termasuk tata niaga. Harga tidak perlu tinggi, asal ada
untungnya dan terjamin.
4) Diminta Pemerintah menuntaskan program DME-BBN dari awal sisi budidaya
sampai dengan pasar. Dikembangkan DME terpadu, baik dalam aspek
pengembangan maupun jenis energi
5) Pemanfaatan produk sesuai dengan keperluan dengan tujuan efisiensi, teknologi
sederhana, misalnya kompor biji, daripada kompor minyak yang memanfaatkan biji
jarak secara langsung. Juga sekaligus dengan kegiatan produktif untuk
meningkatkan keekonomian.
6) Teknologi kompor minyak jarak pagar perlu disempurnakan, terutama untuk sumbu.
Perlu dikaji kalau perlu distandarisasi sebelum diterapkan ke masyarakat.
7) Pemanfaatan BBN untuk alat pertanian, misalnya traktor dan kendaraan angkutan
hasil pertanian
8) Perlu dilakukan evaluasi terhadap program bantuan peralatan pengolah BBN.
Umumnya peralatan diserahkan kepada daerah miskin, padahal diperlukan modal
dan pendampingan.
4
9) Usulan untuk merubah pola bantuan, dari bantuan peralatan menjadi bantuan
(subsidi) harga untuk pembelian produk. Tugas/kewenangan siapa? Pusat atau
Pemda.
SARAN TINDAK LANJUT :
1. Pemerintah terus berupaya untuk mencari pasar untuk menampung hasil panen dari
tanaman BBN. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemerintah disarankan beli
dulu sebelum ada sektor swasta. (Info: mandatory BBN dan kapasitas BBN skala
komersial yang sudah dapat menjadi pembeli)
2. Perlu terus dilakukan upaya peningkatan produktivitas; budi daya yang baik
3. Perlu disusun pembagian tugas dan kewenangan serta kewajiban antara Pemerintah
dengan Pemda (Propinsi dan Kab/Kota) (Menko to do follow up actions).
4. Perlu adanya kelembagaan yang dapat menjalankan/menyambungkan sisi hulu
sampai hilir. yang utama adalah adanya pihak yang bersedia membeli bahan baku.
5. Perlu adanya kelembagaan yang dapat menjalankan/menyambungkan sisi hulu
sampai hilir. yang utama adalah adanya pihak yang bersedia membeli bahan baku.
6. Apakah tidak sebaiknya dikembangkan demplot DME yang lengkap sebagai
percontohan! Bentuk klaster.
7. Pendampingan dan pembinaan yang berkelanjutan

Sumber ditjenbun.2010

http://gudanglagu.com/panduan-download/

http://gudanglagu.com/

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita
Armada – Ku Ingin Setia

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita
Knaan – Wavin Flag (OST FIFA World Cup 2010)

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita
She – Apalah Arti Cinta

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita
J-Rocks – Madu Dan Racun

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita
Vidi Aldiano – Cemburu Menguras Hati

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita
Armada – Mau Dibawa Kemana

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita
Anang Hermansyah ft. Syahrini – Jangan Memilih Aku

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita
Kerispatih – Aku Harus Jujur

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita
Sherina – Geregetan

Download | Video Clip | Lirik | Foto | Berita

* Lagu Populer
* Koleksi Baru
* Lain-Lain
* Info

1. D’Bagindas – Tak Seindah Malam Kemarin
2. Zifhilia – Aishiteru
3. Teuku Wisnu ft. Shireen Sungkar – Cinta Kita
4. Lyla – Detik Terakhir
5. Armada – Ku Ingin Setia
6. D’Bagindas – CINTA
7. Bondan ft. Fade2Black – Ya Sudahlah
8. New Peterpan – Kau Yang Ku Inginkan
9. Knaan – Wavin Flag (OST FIFA World Cup 2010)
10. Nidji – Dosakah Aku
11. She – Apalah Arti Cinta
12. Drive – Akulah Dia
13. J-Rocks – Madu Dan Racun
14. Geisha – Selalu Salah
15. New Peterpan – Tertinggal Waktu
16. Vidi Aldiano – Cemburu Menguras Hati
17. Padi – Terbakar Cemburu
18. Armada – Mau Dibawa Kemana
19. New Peterpan – Hero
20. Afgan – Cinta Dua Hati
21. Mikha Tambayong – Bekas Pacar
22. Goliath – Cinta Monyet
23. Anang Hermansyah ft. Syahrini – Jangan Memilih Aku
24. Audy – Lama Lama Aku Bosan
25. Kerispatih – Aku Harus Jujur
26. Ungu – Ku Ingin Selamanya
27. Sherina – Geregetan
28. Mulan Jameela – Cinta Mati III
29. Zigaz – Hidupmu Hidupku

* New Boyz – Kerinduan
* New Boyz – Sejarah Cinta kita
* Trie Utami – Untuk Ayah Ibu Tercinta
* New Boyz – Dia
* Trie Utami – Sesungguhnya
* New Boyz – Lukamu Lukaku Jua
* Trie Utami – Entah Apanya
* New Boyz – Ku Miliki Jua
* Trie Utami – Karma
* New Boyz – Hanya Tinggal Sejarah
* Trie Utami & Yoppie Latul – Bila
* Trie Utami – Gimana
* New Boyz – Sejarah Mungkin Terulang
* Trie Utami – Rencana
* Trie Utami – Kuingin Kau Ada
* New Boyz – Norkia
* Trie Utami ft. Utha Likumahua – Mungkinkah Terjadi
* New Boyz – Marah Bukan Sifatku
* Trie Utami – Tiada Lagi Keraguan
* Trie Utami – Tinggal Bilang
* New Boyz – Putus
* New Boyz – Cashmere
* New Boyz – Color
* Vame – Hingga Akhir Masa
* New Boyz – So Dop
* New Boyz – Teach Me How To Jerk
* New Boyz – I Jerk She Jerk
* New Boyz – Meraung
* New Boyz – Youre A Jerk
* New Boyz ft. Ray J – Tie Me Dow
* The Sisters – Tak Lagi Bisa
* ST12 ft. Sembilan – Terlanjur Cinta
* Brand New Storm (BNS) – Harus Meninggalkanmu
* Rendy Jerk ft. Febry – Salome
* Rendy Jerk – Miyabi

* Download Lagu Daerah Gratis
* Download Lagu Dangdut
* Download Lagu Nasyid
* Download Lagu Rohani
* Download MP3 Lagu Anak
* Download MP3 Lagu Campursari Gratis
* Download MP3 Lagu Jepang Gratis Lirik Lagu
* Download MP3 Lagu Korea Gratis Lirik Lagu
* Download MP3 Lagu Mandarin Gratis Lirik Lagu
* Download MP3 Lagu Perjuangan Gratis
* Free MP3 Download Lagu Barat Gratis
* Index of MP3
* Panduan Download
* Pemilihan 7 Keajaiban Dunia – Dukung Indonesia
* Presiden Pilihan Anda 8 Juli 2009
* Request Lagu


click hereclick here

2010 Free download mp3 lagu indonesia terbaru gratis lirik lagu musik
Copyright © by gudanglagu.com - Themes by Justin Tadlock
| Fully Support by ddeck

MALAM TAK BERTEPI

SEPERTI MAU AKU
MENYUSURI GARIS GARIS MALAM
YANG MENUKIT DALAM
SEPERTI JURANG YANG GELAP
TIDAK DALAM MEMANG
TAPI MENYISAKAN PENANTIAN YANG PANJANG
ENTAH SAMPAI KAPAN

MUNGKINKAU BERKATA SESUATU
TENTANG MALAM
DALAM SEPI YANG NIKMAT
TAPI MASIH SAJA BERSISA PENANTIAN
BUKAN KEKECEWAAN
BUKAN KEMARAHAN
BUKAN NAFSU
BUKAN KESOMBONGAN
BUKAN ITU
ITU TAK ABADI..

SEPERTI MALAM INI





PELALAWAN , 25 MEI 2010

Sabtu, 22 Mei 2010

PEMUPUKAN KELAPA SAWIT

Umur Bibit Jenis Pupuk Dosis gr/bbt Frekuensi
Mgg 17 Rustika, 15,15,6,4 1 1 minggu sekali
18-20 12,12,17,2 5 2
22-28 sda 8 2
30-40 sda 15 2
42-48 sda 17 2

Hama ; ulat api, kumbang malam,crown diseas, busuk pucuk,diatasi dengan Azodrin, Furadan, Basudin


No Komponen SA kg/tnm/th RP(kg/tnm/th)MOP(kg/tnm/th)Kiesrit(kg/tnm/th)

1 Pertumbuhan vegetatif 2 0.5 2 0.75
2 Tandan,tunasan,bunga betina 2 0.75 2 1
Jumlah

sekilas tentang pajak

Hukum administrasi negara (hukum pajak) adalah hukum yang selalu mengalami perkembangan dan tentunya tidak dapat dilepaskan antara kepentingan negara dan kepentingan warga negara.
Menurut Sjachran Basah terdapat trifungsi administrasi negara yaitu :
1. Membentuk peraturan undang-undang dalam arti materiil pada satu pihak membuat ketetapan (beschikking).
2. Menjalankan tindakan administrasi negara dalam rangka mencapai tujuannya.
3. Menjalankan fungsi peradilan, yaitu upaya atministratif (administrasi keberatan).
Peranan hukum administrasi negara di bidang pajak yaitu sebagai sarana dalam kerangka memenuhi pemasukan pajak ke kas negara serta menunjang peningkatan pertumbuhan perkembangan ekonomi dan sosial.Untuk itu diperlukan suatu kontrol hukum yang dilaksanakan oleh badan peradilan yaitu pengadilan pajak dan mahkamah kontitusi. Pajaka merupakan salah satu sumber pendapatan nasional, karena dengan pajak negara dapat membiayai segala aktifitas dalam pembangunan untuk mensejahterakan masyarakatnya. Hal itu dapat berupa pembangunan fisik maupun non fisik, pembangunan fisik meliputi pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana, sedangkan pembangunan non fisik merupakan pembangunan mental, ketrampilan, dean kecerdasan masyarakat. Melalui perpajakanlah sebagian besar dana pembangunan dapat dimanfaatkan, oleh katrena itu perlu adanya reformasi didalam perpajakan sehingga pendapatan negara meningkat.

PEMBANGUNAN DAERAH OTONOMI

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan majemuk dalam bidang ideologi, politik, sosial,ekonomi dan budaya, dan ketahanan nasional suatu bangsa, sehingga pembangunan tidak memprioritaskan salah satu bidang saja tetapi secara bersama-sama antara economic development dengan sosio cultural development (Tjokroamidjoyo dan Mustopadidjaya, 1988 dalam Hamim dan Adnan, 2005).
Pembangunan bersifat multidimensional, yaitu pembangunan yang meliputi semua segi kehidupan nasional, politik, ekonomi dan sosial budaya, karenanya pembangunan nasional harus didukung oleh kemampuan politik (ideologi, sistem politik), kemampuan ekonomi (sumber-sumber) dan kondisi sosial (perubahan sosial) dan pada gilirannya harus menegakkan ketahanan nasional Negara. Pembangunan merupakan kegiatan atau usaha secara sadar, terencana dan berkelanjutan untuk merubah kondisi suatu masyarakat menuju kondisi yang yang lebih baik. Ndraha (1990) dalam Hamim dan Adnan, 2005 memberikan pengertian bahwa pembangunan bertalian dengan konsep pertumbuhan (growth), rekonstruksi (reconstruction), modernisasi (modernization), westernisasi (westernization), perubahan sosial (social change), pembebasan (liberation), pembaharuan (inovation), pembangunan bangsa (nation building), pembangunan nasional (National development), pengembangan dan pembinaan.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembangunan agar mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dan dalam lingkungan yang berubah sangat cepat seperti dewasa ini, birokrasi pemerintah harus terus menerus melakukan perubahan kearah perbaikan. Perubahan yang dapat dilakukan antara lain mencakup reengineering, restructuring, quality programs, merger and acquisition, strategic change, and cultural change ( Hamim dan Adnan, 2005).
Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin, material, spiritual sehingga tercapailah tujuan bangsa indonesia seperti pada pembukaan UUD 1945 ( adil dan makmur). Pembangunan dilaksanakan diseluruh wilayah negara Indonesia dengan berbagai karakteristik dan pengembangan potensi yang ada didaerah masing-masing.
Sejalan dengan penyelenggaraan otonomi daerah di era reformasi, berdasarkan kondisi, potensi, dan kemampuan riil daerah, pemerintah propinsi kabupaten dan kota di Riau sekarang dapat dikatakan sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan instruksi pemerintah dalam negeri No. 4 Tahun 1981 dan PMDN No.9 Tahun 1982, mensyaratkan agar rencana pembangunan diawali dari lapisan terbawah di tingkat desa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Bryant dan White (1989) dalam Hamim dan Adnan, 2005, bahwa mengingat sifat hakikat pembangunan dalam jangka panjang dan juga kenyataan pembangunan mencakup kapasitas dan pemerataan serta penumbuhan kekuasaan, perhatian pada strategis dari bawah sekurang-kurangnya akan sekaligus mendorong pemerataan dan efisiensi. Percepatan pembangunan dapat dilakukan dengan kebijakan jelas dan tegas memelihara dan mengamankan sumber-sumber alam untuk kelangsungan pertumbuhan bagi generasi - generasi yang akan datang (Djoyohadikusumo,1965 dalam Hamim dan Adnan, 2005)
Pembangunan sumber daya alam di Propinsi Riau khususnya pembangunan sub sektor perkebunan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Peningkatan luas areal perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dari tahun ketahun terus meningkat. Pembangunan subsektor perkebunan khususnya komoditas kelapa sawit telah memperlihatkan dampak yang cukup nyata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya pendapatan petani yang mengelola perkebunan kelapa sawit lebih tinggi dari petani yang menanam komoditas perkebunan lainnya.
Perkembangan perkebunan kelapa sawit selama ini masih terdapat kesenjangan, dimana masyarakat lokal dan tempatan belum memperoleh akses ikut menikmati pembangunan perkebunan kelapa sawit karena keterbatasan informasi dan permasalahan lainnya, terutama mereka yang berada di daerah pantai, di pinggiran sungai dan masyarakat desa yang letaknya terpencil. Untuk membangun perkebunan itu sendiri selain adanya keterbatasan lahan yang tersedia, para petani juga tidak mempunyai kemampuan secara teknis budidaya dan finansial untuk dapat mengembangkan secara optimal.
Beberapa faktor penting dalam pembangunan pedesaan di Propinsi Riau adalah: faktor sumber daya manusia, faktor lahan pertanian, faktor permodalan, faktor teknologi, faktor distribusi dan pemasaran, pemberdayaan koperasi, kemitraan usaha,dan kebijakan anti monopoli oligopoli dan kartel ( Hamim dan Adnan, 2005). Pedesaan erat dengan kemiskinan , karena keterbelakangan sarana prasarana serta kurangnya kemampuan sumberdaya manusia.
Kondisi kemiskinan dan kelemahan sumberdaya manusia serta modal dan tekbnologi berada di pedesaan, oleh karena itu pembanguan pedesaan merupakan tolok ukur yang sangat nyata bagi keberhasilan sebuah pembangunan. Pemerintah propinsi Riau bekerjasama dengan pemerintah atau kabupaten kota ingin mengangkat martabat dan derajat masyarakat yang berbeda pada kantong-kantong kemiskinan di pedesaan. Dari tahun ke tahun kemiskinan di Indonesia menjadi satu persoalan yang mendasar dan menjadi pusat perhatian pemerintah pusat dan daerah.
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut (Soekanto, 2003). Data kemiskinan yang menjadi dasar bagi intervensi program penanggulangan kemiskinan hingga saat ini Satu-satunya belum tersedia secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan. lembaga yang bertanggung jawab terhadap penyediaan data ini adalah BPS (Biro Pusat Statistik), walaupun masih banyak kekurangan, tetapi paling tidak BPS menjadi acuan utama dalam memantau pembangunan di Indonesia umumnya dan di Riau khususnya. Pada dasarnya pada tahun 2006 Riau tidak masuk daftar sepuluh daerah dengan persentase penduduk miskin terbesar di Indonesia. Pemerintah Kabupaten selalu berusaha melakukan pembangunan pedesaan dalam berbagai bidang, meliputi ekonomi, sosial budaya dan pendidikan. Pembangunan dibidangn perekonomian di pedesaan yang sangat dikenal adalah pembanguan perkebunan, karena sebagian besar penduduk pedesaan melakukan kegiatan berkebun, atau menanam tanaman perkebunan sebagai pendapatan utama atau sampingan di pekarangan.

Selasa, 18 Mei 2010

KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN DAN KEWENANGAN DALAM ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Pembatasan masalah ini dalam lingkup Bagian Produksi Dinas Perkebunan Kabupaten Pelalawan sebagai objek pengamatan penulis agar tidak terlalu luas dalam pembahasan.

BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan dilakukan dengan menggunakan teori dari Sondang P. Siagian mengenai 7(tujuh kriteria/langkah) pengambilan keputusan, yaitu :
1. Mengetahui hakekat dari pada masalah yang dihadapi, dengan perkataan lain mendefinisikan masalah yang dihadapi itu dengan setepat-tepatnya; Masalah kepemimpinan satu paket
2. Mengumpulkan fakta dan data yang relevan
Pada tahap ini dikumpulkan data-data yang relevan dengan masalah kepemimpinan satu paket tersebut, misalnya pada persoalan-persoalan apa saja yang menimbulkan permasalahan dalam kepemimpinan satu paket tersebut. Pada contoh kasus penetapan perda yang baru, penetapan perizinan, apakah terjadi overlapping antara Bupati dan Wakil Bupati didalam memberikan keputusan perizinan tersebut, atau sudah dibagi-bagi didalam kewenangannya.

3. Mengolah fakta dan data tersebut;
Data tersebut diolah dalam rangka analisis maslaha yang terjadi guna memberikan solusi penyelesaian problematika dalam kepemimpinan satu paket tersebut hingga nantinya dilakukan pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam pemberian kebijakan atau pemberi keputusan sehingga tidak terjadi kutub-kutub antara bupati dan wakilnya.
4. Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh;
Problematika Kewenangan
Sebelum era reformasi, kewenangan dan tanggung jawab wakil pimpinan digariskan oleh pimpinan. Hal ini karena, posisi wakil betul-betul dalam sebagai pembantu pimpinan, dan tentu saja sebelum diusulkan dan diangkat telah memenuhi syarat dan mampu bekerja sama dengan pimpinan terpilih. Rambu-rambu tugas jelas dan biasanya dalam wilayah tugas-tugas teknis, bukan kebijakan Dalam pola kepemimpinan paket di era reformasi, tugas kepala daerah sebagaimana digariskan dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 maupun Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 adalah membantu kepala daerah, memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dan melaksanakan tugas dan kewenangan kepala daerah apabila berhalangan. Pembagian tugas secara terperinci dilakukan atas kesepakatan kedua pihak yang dirumuskan dan diputuskan dalam ketentuan tersendiri. Garis tugas yang sangat umum dalam undang-undang dan pembagian kerja secara rinci yang diserahkan kepada kesepakatan kedua pihak bisa menimbulkan suasana tawar-menawar (bargaining position) antara kedua belah pihak, yang hasilnya bisa saja memuaskan atau tidak memuaskan salah satu pihak, atau keduanya sama-sama tidak puas karena sebagian kewenangannya terambil oleh pihak lain.Problem selanjutnya, jika pun ada pembagian tugas dan kewenangan yang telah dibagi tersebut, apa bentuk kewenangan wakil kepala daerah tersebut. Dapatkah wakil kepala daerah mengeluarkan suatu kebijakan? Jika ya, dalam bentuk apa kebijakan tersebut? Jika staf menuntut suatu kebijakan harus tertulis (sebagai bukti jika ada masalah hukum di kemudian hari), dapatkah wakil kepala daerah menandatangani surat keputusan atau surat penunjukkan ? Jika tidak, apa bentuk kewenangan tersebut? Problema inipun tidak hanya terjadi di tingkat pemerintahan daerah, tetapi juga di tingkat pusat. Masih segar dalam ingatan kita ketika Wakil Presiden mengeluarkan SK tentang Badan Koordinasi Nasional Penganggulangan Bencana Aceh dan Sumatera Utara? Problema tersebut menjadi polemik hukum dan administratif, dan bahkan telah melebar ke wilayah politik.

5. Memilih cara pemecahan dari alternatif-alternatif yang telah diolah dengan
matang;
Problematika selanjutnya adalah seberapa jauh seorang wakil kepala daerah bertanggung jawab terhadap suatu kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah daerah yang dipimpinnya, terlebih apabila kebijakan tersebut menimbulkan masalah dan tuntutan hukum baik pidana maupun perdata. Logikanya, sesuai dengan kepemimpinan satu paket, maka baik kepala daerah maupun kepala daerah sama-sama memikul tanggung jawab hukum termasuk harus diperiksa aparat hukum dan tuntutan di pengadilan, karena kebijakan tersebut prosesnya dan diputuskan dalam mekanisme dimana wakil kepala daerah pun terlibat dalam perumusan dalam bentuk masukan, saran dan pertimbangan, bahkan juga kepentingannya.Namun menilik beberapa kasus dana perumahan anggota DPRD di beberapa propinsi, Kepala Daerah dijadikan tersangka dalam kasus tersebut, tetapi wakilnya tidak. Salah satu alasan hukum yang mengemuka adalah karena Kepala Daerah tersebut menandatangani Keputusan penetapan APBD yang di dalamnya termuat antara lain dana perumahan bagi anggota DPRD daerah tersebut, sementara wakil kepala daerah sendiri tidak membubuhkan tanda tangan pada Surat Keputusan tersebut
6. Memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan ;
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 menyatakan bahwa apabila kepala daerah berhalangan tetap, maka digantikan oleh wakil kepala daerah sampai habis masa jabatannya.Sedangkan apabila wakil kepala daerah berhalangan tetap, tidak diisi atau tidak ada penggantian. Beberapa daerah, termasuk Kota Bandung yang pemilihannya masih menggunakan payung hukum Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 sejak Wakil Walikota meninggal sampai saat ini posisi tersebut masih dibiarkan kosong. Pernyatan undang-undang ini mengesankan wakil kepala daerah sebagai “ban serep” atau tidak perlukan karena toh, karena jika berhalangan tetap tidak perlu diisi. Kalau demikian untuk apa ada posisi wakil kepala daerah Pernyataan undang-undang ini memang tidak mengandung problematika apabila undangundang tersebut tidak dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004. Problematika yang muncul pada Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 adalah pada mekanisme penggantian wakil kepala daerah seperti pada pasal 35 dimana kepala daerah mengusulkan 2 (dua) orang calon kepala daerah untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD. Siapa yang akan diusulkan oleh kepala daerah tersebut? Memang secara tersamar 2 (dua) orang calon tersebut diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan kepala daerah. Pernyataan ini masih mengandung problematika, yaitu apabila penggantian wakil kepala daerah itu terjadi setelah adanya Pemilihan Umum. Mengapa? Ada kemungkinan terjadi perubahan kontstelasi politik, dimana partai pengusung pasangan (paket) kepala daerah/wakil kepala daerah pada saat pemilihan merupakan mayoritas, tetapi setelah diselingi pemilihan umum, menjadi minoritas. Bagaimana reasoning nya jika dikaitkan dengan prinsip keterwakilan? Apa solusinya mayoritas anggota DPRD (karena perbedaan partai dan peta konstelasi politik sudah berubah) menolak usulan 2 (dua) orang wakil kepala daerah tersebut? Solusi jalan buntu, misalnya dengan mengocok koalisi ulang tanpa memperhatikan ketentuan pasal 35 tersebut, pasal tersebut menjadi
mubazir dan akan mengundang perdebatan tak berkesudahan.

7. Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai akibat daripada keputusan yang telah diambil.
Sejumlah problematika kepemimpinan satu paket sebagaimana dikemukakan di menarik untuk didiskusikan dan perlu dicarikan jalan keluarnya agar pola tersebut kepemimpinan satu menjadi efektif dan bermanfaat, tidak memunculkan rivalitas yang selama ini terjadi. Perlu ada aturan kejelasan kewenangan hak yang diimbangi dengan tanggung jawab, termasuk tanggung jawab hukum khusunya bagi wakil kepala daerah. Demikian juga dengan mekanisme penggantian wakil kepala daerah yang mencerminkan representativeness.


Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?
Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?
Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?
Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan?
I.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
•Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.
•Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan dan kearifan lokal.
I.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.
I.5 RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai kepemimpinan dan kearifan lokal
.BAB II
PEMBAHASAN
II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
•Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
•Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
•Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
•Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
•Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
•Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
- Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
II.2 TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
o Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
o Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ini nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader – member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing – masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah
Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.
Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315).
Peran pertama meliputi :
Peran Figurehead  Sebagai simbol dari organisasi
Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya
Liaison  Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan organisasi.
Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :
Monitior  Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.
Disseminator  Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan.
Spokeman  Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar organisasinya.
Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :
Enterpreneur  Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.
Disturbance Handler  Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam keadaan menurun.
Resources Allocator  Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.
Negotiator  Melakukan perundingan dan tawar – menawar.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :
Alighting  Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
Aligning  Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju ke arah yang sama.
Allowing  Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara kerja mereka.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
II.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
A. Karakter Kepemimpinan
Hati Yang Melayani
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, ada sejumlah ciri –ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang – orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian da harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas ( accountable ). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggota organisasinya.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
B. Metode Kepemimpinan
Kepala Yang Melayani
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :
Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang – orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang – orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang – orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
C. Perilaku Kepemimpinan
Tangan Yang Melayani
Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard disebutka perilaku seorang pemimpin, yaitu :
Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh – sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).
Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Bahkan menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolak ukur kecerdasan spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Luderman, menunjukkan pemimpin – pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang –orang yang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.
II.4 KEPEMIMPINAN SEJATI
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. ” I don’t think you have to be waering stars on your shoulders or a title to be leadar. Anybody who want to raise his hand can be a leader any time”,dikatakan dengan lugas oleh General Ronal Fogleman,Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat yang artinya Saya tidak berpikir anda menggunakan bintang di bahu anda atau sebuah gelar pemimpin. Orang lainnya yang ingin mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain waktu.
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor & praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka.Selama penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selam bertahun – tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan kepemimpinan sejati, yaitu :
Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.
Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’ dalam bahasa Mandarin yang berarti kehidupan).
Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh – sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.
Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkat menajadi 3C, yaitu :
•Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).
•Visi yang jelas (clear vision).
•Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metode kepemimpinan). Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell, ” The only way that I can keep leading is to keep growing. The the day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tsb.
II.5 KEPEMIMPINAN DAN KEARIFAN LOKAL
Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan pengetahuan, kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative pelik dan rumit,
Dalam suatu local (daerah ) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian dan suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang dihormati bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah yang dipimpin oleh pimpinan yang mampu menciptakan suasana kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah boleh didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.
Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat, setiap masalah yang muncul dapat ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat setempat. Contohnya adalah masalah banjir yang di alami masyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadi banjir di wilayah Kuta. Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini sangat tidak menguntungkan. Masalah ini haruslah segera ditangani. Dalam hal pembuatan drainase dan infrastruktur lainnya, diperlukan kematangan rencana agar pembangunan yang dilaksanakan tidak berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan yang cepat dengan membuat gorong – gorong bisa menurunkan debit air yang meluber ke jalan.
Sebagai pemimpin lokal, pihak Camat Kuta, I Gede Wijaya sebelumnya telah melakukan sosialisasi terkait pembangunan gorong – gorong. Camat Kuta secara langsung dan tertulis telah menyampaikan hal tersebut kepada pengusaha serta pemilik bangunan dalam surat No. 620/676/ke/07 , tertanggal 27 desember 2007
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

Pemrograman Linier (Optimasi)

PEMROGRAMAN LINIER
(Sumber : Siringoringo, 2005)

Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, social dan lain-lain. PL berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.

Karakteristik Pemrograman Linier

Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik (diagram pencar) ataupun menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas ditunjukkan oleh adanya sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian fungsi tujuan dan pembatas.

Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level nilai variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi. Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam jumlah besar mendapatkan diskon, maka sifat proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka sifat proporsionalitas tidak dipenuhi.

Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian silang pada model. Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun pembatas (kendala). Sifat additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan penambahan langsung kontribusi masing-masing variabel keputusan. Untuk fungsi kendala, sifat additivitas dipenuhi jika nilai kanan merupakan total penggunaaan masing-masing variabel keputusan. Jika dua variabel keputusan misalnya merepresentasikan dua produk substitusi, dimana peningkatan volume penjualan salah satu produk akan mengurangi volume penjualan produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat additivitas tidak terpenuhi.

Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang level fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer dimungkinkan.

Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta. Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas merupakan suatu nilai pasti, bukan merupakan nilai dengan peluang tertentu.

Keempat asumsi (sifat) ini dalam dunia nyata tidak selalu dapat dipenuhi. Untuk meyakinkan dipenuhinya keempat asumsi ini, dalam pemrograman linier diperlukan analisis sensitivitas terhadap solusi optimal yang diperoleh.

Formulasi Permasalahan

Urutan pertama dalam penyelesaian adalah mempelajari sistem relevan dan mengembangkan pernyataan permasalahan yang dipertimbangakan dengan jelas. Penggambaran sistem dalam pernyataan ini termasuk pernyataan tujuan, sumber daya yang membatasi, alternatif keputusan yang mungkin (kegiatan atau aktivitas), batasan waktu pengambilan keputusan, hubungan antara bagian yang dipelajari dan bagian lain dalam perusahaan, dan lain-lain.

Penetapan tujuan yang tepat merupakan aspek yang sangat penting dalam formulasi masalah. Untuk membentuk tujuan optimalisasi, diperlukan identifikasi anggota manajemen yang benar-benar akan melakukan pengambilan keputusan dan mendiskusikan pemikiran mereka tentang tujuan yang ingin dicapai.

Pembentukan model matematik

Tahap berikutnya yang harus dilakukan setelah memahami permasalahan optimasi adalah membuat model yang sesuai untuk analisis. Pendekatan konvensional riset operasional untuk pemodelan adalah membangun model matematik yang menggambarkan inti permasalahan. Kasus dari bentuk cerita diterjemahkan ke model matematik. Model matematik merupakan representasi kuantitatif tujuan dan sumber daya yang membatasi sebagai fungsi variabel keputusan. Model matematika permasalahan optimal terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memodelkan tujuan optimasi. Model matematik tujuan selalu menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan digunakan karena kita ingin mendapatkan solusi optimum pada satu titik. Fungsi tujuan yang akan dioptimalkan hanya satu. Bukan berarti bahwa permasalahan optimasi hanya dihadapkan pada satu tujuan. Tujuan dari suatu usaha bisa lebih dari satu. Tetapi pada bagian ini kita hanya akan tertarik dengan permasalahan optimal dengan satu tujuan.

Bagian kedua merupakan model matematik yang merepresentasikan sumber daya yang membatasi. Fungsi pembatas bisa berbentuk persamaan (=) atau pertidaksamaan (≤ atau ≥). Fungsi pembatas disebut juga sebagai konstrain. Konstanta (baik sebagai koefisien maupun nilai kanan) dalam fungsi pembatas maupun pada tujuan dikatakan sebagai parameter model. Model matematika mempunyai beberapa keuntungan dibandingakan pendeskripsian permasalahan secara verbal. Salah satu keuntungan yang paling jelas adala model matematik menggambarkan permasalahan secara lebih ringkas. Hal ini cenderung membuat struktur keseluruhan permasalahan lebih mudah dipahami, dan membantu mengungkapkan relasi sebab akibat penting. Model matematik juga memfasilitasi yang berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan mempertimbangkan semua keterhubungannya secara simultan. Terakhir, model matematik membentuk jembatan ke penggunaan teknik matematik dan komputer kemampuan tinggi untuk menganalisis permasalahan.

Di sisi lain, model matematik mempunyai kelemahan. Tidak semua karakteristik sistem dapat dengan mudah dimodelkan menggunakan fungsi matematik. Meskipun dapat dimodelkan dengan fungsi matematik, kadang-kadang penyelesaiannya sulit diperoleh karena kompleksitas fungsi dan teknik yang dibutuhkan.

Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :

Fungsi tujuan :
Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn

Sumber daya yang membatasi :

a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = /≤ / ≥ b1
a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /≤ / ≥ b2

am1x1 + am2x2 + … + amnxn = /≤ / ≥ bm
x1, x2, …, xn ≥ 0

Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang terbatas.

Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut seni permodelan. Menggunakan seni akan membuat permodelan lebih mudah dan menarik.

Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang penting adalah memahami setiap kasus dan memahami konsep permodelannya. Meskipun fungsi tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk maksimisasi atau minimisasi, keputusan untuk memilih salah satunya bukan pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang lain. Harus hati-hati dalam menentukan tujuan, koefisien fungsi tujuan, batasan dan koefisien pada fungsi pembatas.

Contoh Kasus yang diselesaikan

Pada sub bab ini terdapat 10 kasus dengan karakteristik berbeda yang sudah diselesaikan untuk memperkaya pembaca dalam ilmu dan seni permodelan. Pahami dan perhatikan teknik permodelannya dengan hati-hati.

1. Seorang pengrajin menghasilkan satu tipe meja dan satu tipe kursi. Proses yang dikerjakan hanya merakit meja dan kursi. Dibutuhkan waktu 2 jam untuk merakit 1 unit meja dan 30 menit untuk merakit 1 unit kursi. Perakitan dilakukan oleh 4 orang karyawan dengan waktu kerja 8 jam perhari. Pelanggan pada umumnya membeli paling banyak 4 kursi untuk 1 meja. Oleh karena itu pengrajin harus memproduksi kursi paling banyak empat kali jumlah meja. Harga jual per unit meja adalah Rp 1,2 juta dan per unit kursi adalah Rp 500 ribu.

Formulasikan kasus tersebut ke dalam model matematiknya !

Solusi :

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan, alternatif keputusan dan sumber daya yang membatasi. Berdasarkan informasi yang diberikan pada soal, tujuan yang ingin dicapai adalah memaksimumkan pendapatan. Alternatif keputusan adalah jumlah meja dan kursi yang akan diproduksi. Sumber daya yang membatasi adalah waktu kerja karyawan dan perbandingan jumlah kursi dan meja yang harus diproduksi (pangsa pasar ).

Langkah berikutnya adalah memeriksa sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian. Informasi di atas tidak menunjukkan adanya pemberian diskon, sehingga harga jual per meja maupun kursi akan sama meskipun jumlah yang dibeli semakin banyak. Hal ini mengisyaratkan bahwa total pendapatan yang diperoleh pengrajin proposional terhadap jumlah produk yang terjual. Penggunaan sumber daya yang membatasi , dalam hal ini waktu kerja karyawan dan pangsa pasar juga proporsional terhadap jumlah meja dan kursi yang diproduksi. Dengan demikian dapat dinyatakan sifat proporsionalitas dipenuhi. Total pendapatan pengrajin merupakan jumlah pendapatan dari keseluruhan meja dan kursi yang terjual. Penggunaan sumber daya ( waktu kerja karyawan dan pangsa pasar) merupakan penjumlahan waktu yang digunakan untuk memproduksi meja dan kursi. Maka dapat dinyatakan juga sifat additivitas dipenuhi. Sifat divisibilitas dan kepastian juga dipenuhi.

Ada dua variabel keputusan dan dua sumber daya yang membatasi. Fungsi tujuan meru[pakan maksimisasi, karena semakin besar pendapatan akan semakin disukai oleh pengrajin. Fungsi kendala pertama (batasan waktu) menggunakan pertidaksamaan ≤, karena waktu yang tersedia dapat digunakan sepenuhnya atau tidak, tapi tidak mungkin melebihi waktu yang ada. Fungsi kendala yang kedua bisa menggunakan ≤ atau ≥ tergantung dari pendefinisianvariabelnya.
Kita definisikan :
x1 = jumlah meja yang akan diproduksi
x2 = jumlah kursi yang akan diproduksi

Model umum Pemrograman Linier kasus di atas adalah :

Fungsi tujuan :
Maksimumkan z = 1.2 x1 + 0.5 x2

Kendala :
2x1 + 0.5 x2 ≤ 32
x1/x2 ≥ ¼ atau 4x1≥ x2 atau 4x1 – x2 ≥ 0
x1 , x2 ≥ 0


2. Seorang peternak memiliki 200 kambing yang mengkonsumsi 90 kg pakan khusus setiap harinya. Pakan tersebut disiapkan menggunakan campuran jagung dan bungkil kedelai dengan komposisi sebagai berikut :


Bahan Kg per kg bahan
Kalsium Protein Serat Biaya (Rp/kg)
Jagung 0.001 0.09 0.02 2000
Bungkil kedelai 0.002 0.60 0.06 5500


Kebutuhan pakan kambing setiap harinya adalah paling banyak 1% kalsium, paling sedikit 30% protein dan paling banyak 5% serat.
Formulasikan permasalahan di atas kedalam model matematiknya !

Solusi :

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan , alternative keputusan dan sumber daya yang membatasi. Berdasarkan informasi yang diberikan pada soal, tujuan yang ingin dicapai adalah meminimumkan biaya pembelian bahan pakan. Alternative keputusan adalah jumlah jagung dan bungkil kedelai yang akan digunakan. Sumber daya yang membatasi adalah kandungan kalsium, protein dan serat pada jagung dan bungkil kedelai, serta kebutuhan jumlah pakan per hari.

Langkah berikutnya adalah memeriksa sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian. Informasi di atas tidak menunjukkan adanya pemberian diskon, sehingga harga pembelian jagung dan bungkil kedelai per kg tidak berbeda meskipun pembelian dalam jumlah besar. Hal ini mengisyaratkan bahwa total biaya yang harus dikeluarkan peternak proporsional terhadap jumlah jagung dan bungkil kedelai yang dibeli. Penggunaan sumber daya yang membatasi, dalam hal ini komposisi jagung dan bungkil kedelai akan serat, protein dan kalsium proporsional terhadap jumlah jagung dan bungkil. Dengan demikian dapat dinyatakan sifat proporsionalitas dipenuhi. Total pengeluaran pembelian bahan pakan merupakan penjumlahan pengeluaran untuk jagung dan bungkil kedelai. Jumlah masing-masing serat, protein dan kalsium yang ada di pakan khusus merupakan penjumlah serat, protein dan kalsium yang ada pada jagung dan bungkil kedelai. Jumlah pakan khusus yang dihasilkan merupakan penjumlahan jagung dan bungkil kedelai yang digunakan. Dengan demikian sifat additivitas dipenuhi. Sifat divisibilitas dan kepastian juga dipenuhi.
Ada dua variabel keputusan dan empat sumber daya yang membatasi. Fungsi tujuan merupakan minimisasi, karena semakin kecil biaya akan semakin disukai oleh peternak. Fungsi kendala pertama (batasan jumlah pakan yang dibutuhkan per hari) menggunakan persamaan (=), fungsi kendala kedua (kebutuhan kalsium) dan kendala keempat (kebutuhan serat) menggunakan pertidaksamaan ≤, dan fungsi kendala ketiga (kebutuhan akan protein) menggunakan pertidaksamaan ≥.
Kita definisikan :
x1 = jumlah jagung yang akan digunakan
x2 = jumlah bungkil kedelai yang akan digunakan

Model umum Pemrograman linier kasus di atas oleh karenanya adalah :

Fungsi tujuan : minimumkan z = 2000 x1 + 5500 x2
Kendala :
x1 + x2 = 90
0.001 x1 + 0.002 x2 ≤ 0.9
0.09 x1 + 0.6 x2 ≥ 27
0.02 x1 + 0.06 x2 ≤ 4.5
x1, x2 ≥ 0



3. Suatu bank kecil mengalokasikan dana maksimum Rp 180 juta untuk pinjaman pribadi dan pembelian mobil satu bulan kedepan. Bank mengenakan biaya suku bunga per tahun 14% untuk pinjaman pribadi dan 12% untuk pinjaman pembelian mobil. Kedua tipe pinjaman itu dikembalikan bersama dengan bunganya satu tahun kemudian. Jumlah pinjaman pembelian mobil paling tidak dua kali lipat dibandingkan pinjaman pribadi. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa 1% pinjaman pribadi merupakan kredit macet.
Formulasikan masalah di atas kedalam bentuk model matematiknya !

Solusi :
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan, alternatif keputusan dan sumber daya yang membatasi. Berdasarkan informasi yang diberikan pada soal, tujuan yang ingin dicapai adalah memaksimumkan pendapatan bunga dan pengembalian pinjaman. Alternatif keputusan adalah jumlah alokasi pinjaman pribadi dan pinjaman mobil. Sumber daya yang membatasi adalah jumlah alokasi anggaran untuk kredit bulan depan dan perbandingan antara jumlah kredit pribadi dan pembelian mobil.

Sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian dipenuhi.

Ada dua variabel keputusan yaitu jumlah anggaran untuk pinjaman pribadi dan pinjaman pembelian mobil, dan dua sumber daya yang membatasi. Fungsi tujuan merupakan maksimisasi , karena semakin besar pendapatan akan semakin disukai oleh manajemen bank.
Kita definisikan :
x1 = jumlah anggaran untuk pinjaman pribadi
x2 = jumlah anggaran untuk pinjaman pembelian mobil.

Model umum Pemrograman Linier kasus diatas adalah :

Fungsi tujuan : Maksimumkan z = (0.14 – 0.01) x1 + 0.12 x2
Kendala :
x1 + x2 ≤ 180
x2 ≥ 2x1 atau -2x1 + x2 ≥ 0
x1, x2 ≥ 0

4. Suatu pabrik perakitan radio menghasilkan dua tipe radio, yaitu HiFi-1 dan HiFi-2 pada fasilitas perakitan yang sama. Lini perakitan terdiri dari 3 stasiun kerja. Waktu perakitan masing-masing tipe pada masing-masing stasiun kerja adalah sebagai berikut :

Stasiun kerja Waktu perakitan per unit (menit)
HiFi-1 HiFi-2
1 6 4
2 5 5
3 4 6

Waktu kerja masing-masing stasiun kerja adalah 8 jam per hari. Masing-masing stasiun kerja membutuhkan perawatan harian selama 10%, 14% dan 12% dari total waktu kerja (8 jam) secara berturut-turut untuk stasiun kerja 1,2 dan 3.
Formulasikan permasalahan ini kedalam model matematiknya !

Solusi :
Alternatif keputusan adalah : radio tipe HiFi-1 (x1) dan radio tipe HiFi-2 (x2).
Tujuannya adalah memaksimumkan jumlah radio HiFi-1 dan HiFi-2 yang diproduksi.
Sumber daya pembatas adalah : jam kerja masing-masing stasiun kerja dikurangi dengan waktu yang dibutuhkan untuk perawatan.
Waktu produktif masing-masing stasiun kerja oleh karenanya adalah :
Stasiun 1 : 480 menit – 48 menit = 432 menit
Stasiun 2 : 480 menit – 67.2 menit = 412.8 menit
Stasiun 3 : 480 menit – 57.6 menit = 422.4 menit.

Model umum pemrograman linier :
Maksimumkan z = x1 + x2
Kendala :
6x1 + 4x2 ≤ 432
5x1 + 5x2 ≤ 412.8
4x1 + 6x2 ≤ 422.4
x1, x2 ≥ 0

5. Dua produk dihasilkan menggunakan tiga mesin. Waktu masing-masing mesin yang digunakan untuk menghasilkan kedua produk dibatasi hanya 10 jam per hari. Waktu produksi dan keuntungan per unit masing-masing produk ditunjukkan table di bawah ini :

Produk Waktu produksi (menit)
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4
1 10 6 8 2
2 5 20 15 3

Formulasikan permasalahan di atas ke dalam model matematiknya !

Solusi :
Alternatif keputusan adalah : produk 1 (x1) dan produk 2 (x2).
Tujuannya adalah memaksimumkan keuntungan
Sumber daya pembatas adalah : jam kerja masing-masing mesin.

Model umum pemrograman linier :
Maksimumkan z = 2x1 + 3x2
Kendala :
10 x1 + 5 x2 ≤ 600
6 x1 + 20 x2 ≤ 600
8 x1 + 15 x2 ≤ 600
x1, x2 ≥ 0


6. Empat produk diproses secara berurutan pada 2 mesin. Waktu pemrosesan dalam jam per unit produk pada kedua mesin ditunjukkan table di bawah ini :

Mesin Waktu per unit (jam)
Produk 1 Produk 2 Produk 3 Produk 4
1 2 3 4 2
2 3 2 1 2

Biaya total untuk memproduksi setiap unit produk didasarkan secara langsung pada jam mesin. Asumsikan biaya operasional per jam mesin 1 dan 2 secara berturut-turut adalah $10 dan $5. Waktu yang disediakan untuk memproduksi keempat produk pada mesin 1 adalah 500 jam dan mesin 2 adalah 380 jam. Harga jual per unit keempat produk secara berturut-turut adalah $65, $70, $55 dan $45. Formulasikan permasalahan di atas ke dalam model matematiknya !

Solusi :
Alternatif keputusan adalah : jumlah produk 1,2,3 dan 4 yang dihasilkan.
Tujuannya adalah memaksimumkan keuntungan. Perhatikan, keuntungan diperoleh dengan mengurangkan biaya dari pendapatan.
Keuntungan per unit dari produk 1 = 65 – (10x2 + 3x5) = 30
Keuntungan per unit dari produk 2 = 70 – (10x3 + 2x5) = 30
Keuntungan per unit dari produk 3 = 55 – (10x4 + 1x5) = 10
Keuntungan per unit dari produk 4 = 45 – (10x2 + 2x5) = 15

Sumber daya pembatas adalah waktu kerja yang disediakan kedua mesin.

Definisikan :
x1 : jumlah produk 1 yang dihasilkan
x2 : jumlah produk 2 yang dihasilkan
x3 : jumlah produk 3 yang dihasilkan
x4 : jumlah produk 4 yang dihasilkan

Model umum pemrograman linier :
Maksimumkan z = 30 x1 + 30x2 + 10 x3 + 15 x4
Kendala :
2x1 + 3 x2 + 4x3 + 2x4 ≤ 500
3x1 + 2 x2 + x3 + 2x4 ≤ 380
x1, x2, x3 , x4 ≥ 0


7. Suatu perusahaan manufaktur menghentikan produksi salah satu produk yang tidak menguntungkan. Penghentian ini menghasilkan kapasitas produksi yang menganggur (berlebih). Kelebihan kapasitas produksi ini oleh manajemen sedang dipertimbangkan untuk dialokasikan ke salah satu atau ke semua produk yang dihasilkan (produk 1,2 dan 3). Kapasitas yang tersedia pada mesin yang mungkin akan membatasi output diringkaskan pada table berikut :

Tipe mesin Waktu yang dibutuhkan produk pada masing-masing mesin (jam) Waktu yang tersedia (jam per minggu)
Produk 1 Produk 2 Produk 3
Mesin milling 9 3 5 500
Lathe 5 4 0 350
Grinder 3 0 2 150

Bagian penjualan mengindikasikan bahwa penjualan potensial untuk produk 1 dan 2 tidak akan melebihi laju produksi maksimum dan penjualan potensial untuk produk 3 adalah 20 unit per minggu. Keuntungan per unit masing-masing produk secara berturut-turut adalah $50, $20 dan $25.
Formulasikan permasalahan diatas kedalam model matematik !

Solusi :
Alternatif keputusan :
Jumlah produk 1 yang dihasilkan = x1
Jumlah produk 2 yang dihasilkan = x2
Jumlah produk 3 yang dihasilkan = x3

Tujuannya adalah : memaksimumkan keuntungan
Sumber daya pembatas adalah :
Jam kerja mesin milling per minggu : 500 jam
Jam kerja mesin llathe per minggu : 350 jam
Jam kerja mesin grinder per minggu : 150 jam.

Model matematikanya adalah :
Maksimumkan z = 50 x1 + 20 x2 + 25 x3
Kendala :
9x1 + 3 x2 + 5x3 ≤ 500
5x1 + 4 x2 ≤ 350
3x1 + 2x3 ≤ 150
x3 ≤ 20
x1, x2, x3 g ≥ 0



------------****------------

Sumber :

Siringoringo, Hotniar. Seri Teknik Riset Operasional. Pemrograman Linear. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. 2005.